Selasa, 01 Desember 2015

Hasil Observasi Lapangan, SOSIOLOGI, Fana Tri Astuti (Jurnalistik 1 B/ 11150510000237), Millatun Hanifah (KPI 1 A/ 11150510000030)

Nama :

1.      Fana Tri Atuti (Jurnalistik 1 B/ 11150510000237)

2.      Millatun Hanifah (KPI 1 A/ 11150510000030)

SOSIOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

            Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksidistribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Salah satu sarana untuk menjalankan aktivitas ekonomi dalam masyarakat adalah pasar. Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Sesuai dengan tugas yang di berikan oleh Bapak Dr. Tantan Hermansyah  mengenai penerapan teori sosiologi Marxian, kami memilih lembaga ekonomi yaitu pasar sebagai objek untuk kami teliti.

            Penelitian yang kami ingin teliti ialah mengenai pemungutan iuran kepada para pedagang oleh pengelola pasar di Pasar Jaya Ciputat. Metode penelitian yang kami lakukan adalah metode wawancara kepada pedagang. Metode wawancara ini kami lakukan karena dengan wawancara kami dapat mengetahui informasi secara langsung dan kami mendapatkan jawaban atas seluruh pertanyaan yang sudah kami ajukan. Penelitian ini kami awali dengan melakukan observasi langsung pada hari jumat 27 november 2015 dengan cara mengamati lokasi penelitian dan menentukan pedagang mana yang akan kami wawancarai. Setelah diamati kami memilih pedagang beras sebagai narasumber. Pada hari sabtu 28 november 2015 kami melakukan wawancara dengan pedagang beras tersebut.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

 

Karl Marx (1818-1883) adalah seseorang yang sangat terpengaruh oleh pemikiran Hegel. Bersama Bruno Baner, Arnold Rugr, Ludwig Fenerbach, dia menginterpretasikan Hegelianism ke dalam sebuah format atheistik militan. Kesulitannya hidup selama mengenyam pendidikan di Universitas, memaksa Marx menjadi seorang Jurnalis. Ia bekerja sebagai editor untuk Harian "Rheiniche Zeitung", sebuah organ dari opini borjuis radikal yang didirikan pada tahun 1842. Pada tahun 1844, dia mempelajari Ekonomi di Paris dan meneruskannya di Brussel setelah pengasingannya. Setelah sebuah percobaan kedua pada aktivitas politik pada tahun 1948, Marx dicekal oleh gerakan perlawanan aksi revolusi. Ia lalu melanjutkan studinya di London sampai akhir hayatnya.

Friedrich Engels (1820-1905), adalah pendukung dan teman dekat Marx. Pertemanannya dengan Marx dimulai dari tahun 1844 di Paris, meskipun sebenarnya mereka sudah bertemu sejak tahun 1842. Pada tahun 1849 Engels ikut bersama Marx dalam pemberontakan orang-orang republik di Baden. Dukungannya terhadap Marx bisa dilihat pada penelitian-penelitian dan tulisannya yang berjudul "Das Capital".

Para psiokrat dan ahli ekonomi klasik sampai kepada kesimpulan bahwa ada satu bentuk perjuangan untuk kebaikan manusia yaitu kompetisi ekonomi. Malthus memperlihatkan kondisi persaingan ini yang menurutnya dapat mengubah menjadi sebuah spiral yang menurun di mana kelompok terbaik umat manusia yang hanya dapat tetap hidup. Hegel telah menemukan konflik pada perlawanan-perlawanan yang menjadi sentral personalitas, masyarakat, negara, dan manusia.msebuah fakta bahwa Hegel telah memahami dialektika masyarakat sipil yang masing-masing berhak untuk mencapai kebaikannya. Hegel menyarankan bahwa peruncingan perbedaan antara kelas adalah dibuktikan dengan adanya pemisahan orang kaya dari tekanan itu dalam bidang harta kekayaan mereka. Dalam perbincangan ini, hegel memajukan ide lain yang sering diatributkan kepada Marx bahwa hukum dan harta kekayaan tidak dapat dipisahkan. Pada waktu itu Marx dan Engels telah menulis "The German Ideologi" (1846), mereka memahami dan kritis terhadap orang-orang Hegel dan terhadap ide-ide laissez faire.

Pengaruh utama Hegel sebagai berikut: pemikiran dasar yang besar bahwa dunia tidak dipahami sebagai sebuah benda yang telah siap dibuat, tetapi sebuah proses-proses yang kompleks dimana benda tampak stabil, paling tidak dibanding pemikiran mereka yang ada dalam kepala kita. Pemikiran besar yang fundamental ini memiliki keistimewaan sejak zaman Hegel, kemudian memunculkan kesadaran yang luar biasa bahwa dalam generalitas ini hampir tidak ada kontradiksi.

Konflik kelas diambil sebagai titik sentral dari masyarakat. Konflik antara kaum kapitalis dan proletar adalah sental dari masyarakat. Segala macam konflik mengasumsikan bentuk dari peningkatan konsolidasi terhadap kekacauan. Kaum kapitalis telah mengelompokkan populasi, memusatkan tujuan produksi dan mengkonsentrasikan produksi pada segelintir orang saja. Kaum Borjuis telah menciptakan kekuatan produktif dari semua generasi dalam sejarah sebelumnya. Tetapi kelas-kelas itu juga berlawanan antara satu dengan yang lainnya . Masyarakat menjadi terpecah ke dalam dua kelas besar yaitu borjuis dan proletar.

Dasar analisis kalangan Marxis adalah konsep kekuatan politik sebagai pembantu terhadap kekuatan kelas dan perjuangan politik sebagai bentuk khusus dari perjuangan kelas. Struktur administratif Negara modern adalah sebuah komite yang  mengatur urusan sehari-hari kauum borjuis. Sebuah bagian dari produksi umum membuat jalan masa depan bagi konflik-konflik ini. Hal itu memperkirakan bahwa kelas menengah pada akhirnya akan hilang. Pedagang, perajin massuk ke dalam golongan proletar sebab modal kecil tidak dapat bersaing dengan modal besar. Sehingga proletar direkrut dari semua kelas populasi. Perbedaan antara kaun buruh/ perkerjaan kemudian akan terhapus. Kaum pekerja akan memulai bentuk kombinasi. Konflik akan muncul lebih sering di antara dua kelas ini. Kaum buruh memulainya dengan bentuk perlawanan koalisi borjuis agar upah mereka terjaga. Mereka membentuk perkumpulan yang kuat dan dapat memberikan dukungan kepada mereka ketika perjuangan semakin menguat. Bagian dari proletarianisasi kaum borjuis telah menyebabkan kaum proletar dengan unsur-unsur pencerahan dan kemajuan, peningkatan potensial secara revolusioner.

 

·         KEUNIKAN MARXISME

Kekuatan Marxisme terletak pada prestasinya melakukan saintifikasi sosialisme. Klaim saintifik biasanya didasarkan penggunaan dialektika dan ketelitian dalam menjelaskan secara ekonomis semua gejala atau fenomena masyarakat. Dialektika yang merupakan jalan metode sains, logika, perkembangan hidup, perubahan fisika dan yang lainnya yang identik adalah sekaligus mistisisme. Dengan demikian klaim menjadi sains karena setiap fenomena direduksi secara ekonomis diletakkan pada sebuah kegagalan yang sempurna untuk membedakan antara metafisika dan teori sains. Proposisi tidak dijadikan hipotesis tetapi konklusi menjadi ilustrasi. Setiap sesuatu diklaim untuk lebih saintifik mewakilli poin-poin yang dihilangkan dari sains. Itulsh keunikan Sosialisme Marxis. Itu hanya tipe dari sosialisme untuk membedakan dari organisme romantisme dan untuk memisahkan setiap fenomena kepada konflik kelas secara ekonomis serta tipe dari sosialisme yang begitu lengkap dan sempurna keyakinannya bahwa destruksi terhadap segala yang ada di dunia merupakan langkah realisasi.

Terdapat sedikit keraguan bahwa kajadian-kejadian sosial-politik pada abad ke-19, Jerman telah menyumbangkan keunikan terhadap sosialisme Jerman. Pergerakan-pergerakan liberal muncul dalam kerusuhan revolusioner pada tahun 1818 yang disertai dengan reformasi di negara-negara Eropa lainnya. Di Jerman mereka ditekan dan Negara Prusia masuk pada sebuah program ekstrim dari penekanan sosialisme dan pergerakan buruh yang sedang mencoba unjuk gigi terhadap argumen revolusioner dengan ukuran negara paternalisitk. Dengan demikian, di Jerman lebih rumit dibanding dengan daerah lain di Eropa.[1]



[1] Wardi Bachtiar: Sosiologi Klasik, (Bandung, PT. REMAJA ROSDAKARYA), (h.126).

BAB III

HASIL OBSERVASI LAPANGAN

 

        Lembaga ekonomi merupakan lembaga yang mengatasi berbagai masalah menganai cara produksi, pendistribusian atau pelayanan suatu jasa yang di perlukan oleh masyarakat agar kebutuhan masyarakat tersebut dapat terpenuhi. Salah satu lembaga ekonomi yang berperan dalam lembaga perekonomian ialah pasar.  Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Pasar terbagi menjadi dua, yaitu pasar tradisional dan pasar modern.

1. Pasar Tradisional

            Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Saat ini pasar traidisional kurang diminati oleh sebagian masyarakat karena keadaannya yang terkesan kumuh, kotor dan berbau tak sedap. Tetapi karena harganya yang lebih murah dari harga pasar modern tidak menyurutkan minat masyarakat untuk  tetap mimilih pasar tradisional sebagai alternatif kebutuhan sehai-hari.

2. Pasar Modern

            Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah hypermart, pasar swalayan (supermarket), dan minimarket.

            Di pasar, sudah barang tentu ada pajak pembayaran dagang. Di pasar tradisional, para pedagang harus membayar pajak tampat dan kebersihan kepada pengelola pasar khususnya para pedagang kaki lima. Istilah ini disebut oleh para pedagang sebagai iuran. Kami mewawancarai 2 pedagang, yaitu pedagang di dalam pasar tradisional dan pedagang kaki lima.

            Pertama-tama kami mewawancarai pedagang kaki lima yang berjualan bumbu-bumbu masakan yang bernama Bapak Darwis yang berasal dari Sumatera Barat. Kami bertanya mengenai kesehariannya di pasar. Bapak Darwis sudah berkerja sebagai pedagang sekitar 30 tahun lebih dan ia berkata bahwa ia sudah menjadi senior di pasar ini. Kami pun bertanya mengenani sitem pengelolaan di pasar ini. Beliau mengatakan bahwa sistem di pasar ini menggunakan sistem iuran yang diberikan kepada pengelola pasar, yaitu para "preman" yang menguasai pasar. Bapak Darwis mengatakan bahwa setiap hari ia membayar iuran setiap hari seharga Rp. 2000.

            Ia mengatakan bahwa itu sudah menjadi kewajiban karena ia berjualan hanya di pinggir pasar saja sehingga tidak ada pembayaran sewa yang resmi. Menurutnya, uang yang diberikan kepada pengelola pasar tersebut untuk kebersihan saja dan tidak merugikan para pedagang. Cara pemungutannya pun tidak dengan cara kekerasan dan sudah menjadi kesadaran para pedagang. Kami bertanya apakah dengan berjualan kaki lima pernah terjadi penertiban oleh para SATPOL PP (Satuan Polisi Pamong Praja). Beliau menjawab pernah tetapi tidak sering.

            Kami pun beralih kepada narasumber kedua, yaitu pedagang di dalam pasar tradisional. Kami mewawancarai pedagang beras yang bernama Bapak Iwan yang berasal dari Bogor. Beliau sudah berjualan beras sejak 4 tahun yang lalu dan usaha ini bukan miliknya melainkan milik adiknya, ia hanya menjalankan usaha adiknya. Kami pun bertanya apakah ada pungutan iuran di pasar ini.

            Beliau mengatakan ada tetapi itu hanya berlaku bagi para pedagang kaki lima karena ia berdagang di dalam pasar dan sistem pengelolaannya di kelola oleh pemerintah kota. Ia berkata bahwa yang berjualan di dalam pasar sistem pembayarannya sewa dan dibayar setiap tahun. Beliau mebayar uang sewa seharga 30 juta setahun dan pembayaran diserahkan kepada pengelola pasar, kemudian uang itu diserahkan kepada pemerintah kota setempat.

            Kami bertanya pernahkah terjadi keterlambatan pembayaran? JIika pernah aapakah para pengelola pasar akan bertindak tegas terhadap keterlambatan tersebut? Beliau mengatakan pernah mengalami itu tetapi para pengelola pasar hanya menegur secara baik-baik saja dan ia pun tidak pama kemudian membayarnya karena itu sudah merupakan kewajibannya.

            Sesuai dengan teori Marxian yang dipelopori oleh Karl Marks bahwa ia menolak sistem kapitalis dimana kaum kapitalis (borjuis) yang memiliki alat-alat produksi memegang kekuasaan penuh terhadap kaum buruh (ploretar) yang tidak memiliki alat-alat produksi, ruang kerja maupun bahan-bahan produksi. Terbukti dengan adanya pasar tradisional khusunya pedagang kaki lima yang diterapkan pembayaran iuran oleh pengelola pasar atau biasa disebut "preman pasar" yang diminta setiap hari. 

(Lokasi : Pasar Ciputat, 28 November2015)

BAB IV

KESIMPULAN

 

Jadi, pasar itu masih milik pemerintah. Dan semua berhak menempati wilayah tersebut sebagai tempat berjualan jika sudah memiliki izin dari pemerintah. Dalam pasar, yang kuat maka dialah yang akan berkuasa. Semua berjalan, mulai dari preman, penertiban pedagang kaki lima, transaksi, dll. Yang mana tujuan dari semuanya hanya lah karena untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-masing.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Sumber:

1.      Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Modern Edisi Ke Tujuh. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

2.      https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar

 

Wawancara langsung dengan narasumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini