Toleransi Beragama di Lihat Dari Sudut Pandang Nasionalis
Partai Amanat Nasional
Nama : Giovanni
Nim : 1112051000142
I. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki berbagai macam ras, agama dan budaya di dalamnya. Jadi agar tercipta Negara yang damai dan maju dibutuhkan sifat toleransi yang besar di antara rakyatnya. Rasa nasionalisme dapat menimbulkan sifat toleransi tersebut. Dengan rasa cinta kepada tanah air, tentu kita menyadari bahwa perlunya persatuan untuk mencapai Indonesia yang maju. Dan untuk mencapai persatuan tersebut, diperlukan sifat toleransi yang besar karena Indonesia merupakan Negara beraneka ragam.
Bhineka Tunggal Ika merupakan titipan dari leluhur kita yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu jua. Ini menandakan bahwa kehidupan bertoleransi sudah ada sejak zaman leluhur kita. Di Indonesia kita melihat banyak partai menjamur sejak runtuhnya era orde baru. Partai-partai ini memiliki identitasnya masing-masing. Ada yang berlandaskan agama, demokrasi, maupun nasional.
Partai Amanat Nasional (PAN), berdiri sejak 23 Agustus 1998. Partai ini memiliki asas "Akhlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam" (AD Bab II, Pasal 3 [2]. Berdasarkan asasnya dapat kita ambil kesimpulan bahwa PAN ingin menjadikan agama sebagai pembawa rahmat atau kasih sayang diantaranya. PAN sangat menjunjung tinggi nilai toleransi.
Kader-kader yang terdapat pada PAN berasal dari berbagai macam agama, ras, dan budaya. PAN beranggapan bahwa agama merupakan nilai yang mutlak dari yang maha kuasa dan tidak dapat diubah. Sehingga rasa toleransi dalam partai ini sangatlah besar.
Dari penelitian ini, penulis ingin melihat lebih dalam, tentang toleransi beragama dalam sudut pandang nasionalisme. PAN disini akan berperan sebagai objek penelitian. Karena seperti yang kita tahu sebelumnya, PAN merupakan partai yang bersifat nasionalis dan menjunjung tinggi toleransi beragama. Sehingga diharapkan penelitian ini akan memberikan manfaat dalam menunjukan pentingnya toleransi beragama di lihat dari sudut pandang nasionalis.
II. Pertanyaan Pokok
A. Seberapa pentingkah nilai toleransi dalam partai?
Pertanyaan ini diberikan untuk mendapatkan jawaban bagaimana partai PAN memandang keberagaman yang terdapat di Indonesia.
B. Apa saja kontribusi PAN dalam kehidupan beragama?
Pertanyaan ini di berikan untuk mendapatkan jawaban apa saja yang telah dilakukan partai PAN dalam kehidupan beragama.
III. Metode Penelitian
Metode yang di gunakan merupakan metode kualitatif. Ini bertujuan agar penulis bias mendapatkan data yang lengkap dan lebih mendalam. Penelitian dilakukan pada:
Hari/tanggal : Rabu, 7 November 2012
Waktu : Pukul 14:00-16:30 WIB
Tempat : Rumah PAN, Jalan TB. Simatupang, Jakarta Selatan.
IV. Gambaran Tokoh
Yang menjadi nara sumber pada penelityan ini adalah Anton Syafriuni.s.sos. Beliau merupakan wakil sekretaris jenderal partai PAN. Beliau berperan aktif dalam perkembangan partai. Ia mengetahui PAN secara mendalam. Selain mejadi aktivis parpol beliau juga merupakan seorang dosen dan pengamat politik.
V. Analisis
Dalam partai PAN, banyak kader yang berasal dari berbagai macam suku, agama, ras, dan budaya. Sehingga nilai-nilai toleransi sangatlah penting dalam partai. Tidak hanya dalam partai, PAN juga menekankan toleransi dalam kehidupan nasionalis
Yang paling sensitif di Indonesia adalah agama. Sehingga toleransi beragama sangat perlu untuk ditekankan. Di Indonesia seringkali terjadi gesekan-gesekan diantara masyarakatnya yang disebabkan adanya perbedaan beragama.
Partai PAN berpendapat bahwa dibutuhkan kesadaran masyarakat tentang arti dari Bhineka Tunggal Ika. Masyarakat harusnya sadar bahwa di Indonesia tidak hanya terdapat satu suku, agama, ras, dan budaya. Tapi bermacam-macam. Masyarakat di sini harus berperan aktif dalam menumbuhkan sifat toleransi.
Partai PAN juga berpendapat bahwa masyarakat juga harus memiliki sifat nasionalisme. Karena jika masyarakat telah memiliki sifat nasionalisme, maka masyarakat akan menyadari bahwa pentingnya toleransi untuk mecapai Indonesia yang damai dan maju.
Jika masyarakat telah menyadari betapa pentingnya toleransi, maka masyarakat akan sadar bahwa perbedaanlah yang membuat Indonesia besar. Bukan lagi mementingkan hal keseragaman melainkan keberagaman yang nantinya akan menjadikan Indonesia satu.
Partai PAN sebagai Partai yang bersifat nasionalis menilai agama merupakan kepercayaan masing-masing. PAN tidak ingin berpusing-pusing tentang agama. Karena agama tergantung orang yang menjalankannya.
Walaupun bersifat nasionalis, PAN juga sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan seperti Idul Adha, Nuzulul Qur'an, buka puasa bersama, dan lain-lain.
PAN tidak ingin menojolkan sifat-sifat religiusnya ini. Karena, PAN berprinsip tidak ingin dinilai religius akan tetapi tidak pernah mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan. Atau mungkin mengadakan kegiatan karena sudah mendekati pemilu saja.
Jadi intinya, PAN memiliki sifat religius yang tidak ingin mereka tonjolkan dibalik sifat nasionalis yang menjadi idenitasnya sejak dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar