Senin, 12 November 2012

TorDemografi_SriRahmayani_PMI5

BAB I
PENDAHULUAN
·         Fenomena Mortalitas
Untuk jangka waktu yang sangat lama dimasa lampau, fenomena mortalitas seperti halnya fertilitas pada umumnya dipandang sebagai suatu yang sama sekali berada diluar control manusia. Walaupun dalam bagian ke dua abad ke 17 telah ada suatu studi yang sisstematis mengenai kematian oleh Jhon Graunt yang terkenal itu, sebenarnya samapi akhir abad ke-17 dan tahun-tahun permulaan abad ke 18 masih sedikit sekali orang diberbagai bagian eropa yang mempertanyakan angka-angka kematian. Baru kemudian suatu langkah kemajuan yang berarti dicapai ketika Jenner pada tahun 1789 mengemukakan keefektifan inokulasi Cowpox bagi imunisasi terhadap smallpox (penyakit cacar). Telah berabad-abad sebelumnya pada waktu tertentu penyakit cacar berjangkit dan bayak merenggut jiwa penduduk dunia. Sejak meluasnya revolusi industri, berkembang pula usaha-usaha pengendalian berbagai penyakit yang kesemuannya mempengaruhi angka-angka kemaian. Diberbagai tempat angka kematian dan sebab-sebab kematian dipertanyakan, sejalan dengan gejala ini berkembang pula ukuran-ukuran tingkat kematian.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB II
PEMBAHASAN
§  Reit Kematian Kasar (CDR) dan Reit Kematian Khusus
Dalam studi-studi kematian sebelum dikenal konsep angka atau reit kematian kasar (CDR) dan konsep angka atau reit kematian kasar (CDR) dan konsep reit kematian khusus ( Specific Death Rate ), kematian diukur dengan membandingkan jumlah penduduk dan jumlah kematian. Umpamanya suatu wilayah yang berpenduduk 3 juta jiwa mempunyai jumlah kematian sebanyak 100.000 akan memberikan angka:
=30 atau 1 kematian setiap 30 penduduk.
Cara mengukur kematian seperti ini kemudian berkembang dengan cepat menjadi konsep reit kematian kasar (CDR) yang mempunyai kegunaan praktis yang luas. Reit kematian kasar dihitung seperti berikut (lihat juga Rasio dan Reit):
CDR=
 
Dimana :
CDR                = Reit Kematian Kasar
∑D                   = Jumlah kematian selama setahun atau tahun tertentu
ᴾtengah tahun            = Jumlah penduduk tengah tahun dari tahun yang sama
K                      = Konstanta, lazimnya angka 1000
Seperti terlihat pada rumus tersebut. Reit Kematian Kasar biasanya dinyatakan dalam jumlah kematian per 1000 penduduk per tahun.
Ukuran Reit Kematian memberikan berbagai manfaat disamping ada hal-hal yang kurang menguntungkan. Berbagai manfaat dapat dirinci sebagai berikut.[i]
1.    Mendeskripsikan reit kematian keseluruhan penduduk suatu wilayah atau Negara.
2.    Makna Reit Kematian Kasar dengan mudah dapat dimengerti oleh khalayak umum.
3.    Proses perhitungannya mudah dan cepat , data yang dibutuhkan minimal.
4.    Meskipun direncanakan untuk melakukan analisis terinci dari tingkat- tingkat kematian, Reit Kematian Kasar memberikan gambaran pendahuluan yang berguna bkeaik mengenai tingkat maupun kecendrungan-kecendrungan kematian.
Sebaliknya ada dua hal yang menyebabkan penggunaan ukuran Reit Kematian Kasar kurang menguntungkan, yaitu :
1.    Reit Kematian Kasar merupakan angka campuran yang komponen-komponennnya dan penyusunnya adalah kelompok-kelompok penduduk yang angka-angka kematian spesifiknya sangat berbeda.
2.    Reit Kematian Kasar dipengaruhi oleh distribusi penduduk menurut kelompok.
Reit Kematian Kasar tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat mortalitas tetapi juga oleh distribusi penduduk menurut kelompok yang berbeda tingkat kematiannya. Karena Reit Kematian Kasar mudah dipahami oleh khalayak umum, mudah untuk menghitungnya dan data yang diperlukan minimal, tidak mengherankan penggunaannya jadi meluas.
Jika Reit Kematian Kasar memberikan gambaran mengenai keadaan mortalitas penduduk secara keseluruhan, maka Reit Kematian Khusus memberikan keadaan tingkat mortalitas dari kelompok penduduk berdasarkan karakteristik tertentu seperti umur, jenis kelamin, lapangan pekerjaan, etnis, dan sebagainya.
§  Angka Kematian dan Angka Harapan Hidup di Daerah Kabupaten Garut
Indeks kesehatan Kabupaten Garut, Jawa Barat hingga kini masih memprihatinkan karena angka harapan hidup masih rendah sedangkan angka kematian bayi dan ibu pada kasus kelahiran masih tinggi. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Hendy Budiman, M.Kes di sela peringatan ke-44 Hari Kesehatan Nasional 2008, Senin, mengatakan indeks kesehatan Kabupaten Garut saat ini tercatat 65,70.

Indeks Kesehatan adalah komponen pertama dari Indeks Pembangunan Manusia. Indikator kesehatan diukur dengan menggunakan angka harapan hidup, yaitu perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dari sejak dilahirkan, dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur.
Perhitungan angka harapan hidup dilakukan dengan metode tidak langsung, dari keterangan anak lahir hidup dan anak masih hidup pada suatu kurun waktu tertentu. Dengan bantuan tabel kematian, akan diperoleh angka harapan hidup.
Angka harapan hidup warga Garut saat ini adalah 64,42 tahun atau masih di bawah 65 tahun, sedangkan angka kematian bayi per seribu kelahiran hidup adalah 52,77 serta angka kematian ibu per 100 ribu kasus kelahiran tercatat 237,00. Menurut Hendy Budiman, Hari Kesehatan Nasional 2008 di Kabupaten Garut diperingati dengan berbagai kegiatan seperti operasi katarak, khitanan massal, donor darah, medical chek up bagi para birokrat, promosi kesehatan berupa seminar dan lokakarya Jamkesmas, serta seminar penanggulangan HIV/AIDS. Kesehatan merupakan hak dan sekaligus kewajiban bagi setiap orang, tetapiironisnya hak sehat belum dapat dinikmati oleh setiap warga Indonesia karena berbagai alasan, terutama bagi penduduk kurang beruntung, meski kini ada program Jamkesmas, katanya.[ii]
 
§  Faktor-faktor yang mempengaruhi pola dan Reit Kematian
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola dan Reit kematian penduduk sangatlah beragam. Keadaan persediaan pangan penduduk, kemiskinan, keadaan gizi penduduk, terdapat tidaknya penyakit menular atau penyakit lain, keadaan fasilitas kesehatan dan beragam factor lain baik secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri yang mempengaruhi keadaan kematian penduduk.
Secara umum sedikitnya ada 10 faktor yang menyebabkan turunnya Reit kematian, yaitu :
1.    Industrialisasi
2.    Pertanian yang maju
3.    Membaiknya jaringan transportasiitas
4.    Reformasi social
5.    Kemampuan mengontrol temperature dan humaditas
6.    Perbaikan sanitasi
7.    Perubahan-perubahan dalam hygiene pribadi
8.    Perkembangan asepsis dan antisepsis
9.    Immunologi
10.  Adaptasi manusia, meningkatnya resistensi terhadap penyakit.
 
 
Studi-studi kematian mungkin memusatkan perhatian pada perbedaan-perbedaan Reit kematian antara penduduk atau kelompok tertentu disamping pada penyebab kematian. Selain yang memusatkan perhatian pada diferensial kematian kelompok penduduk atas dasar beragam factor lain seperti lapangan pekerjaan, ras, status perkawinan, daerah tempat tinggal dan cara hidup.
 
 
·         Nama Penelitian
Kegiatan ini bernama penelitian "MORTALITAS" pada daerah Desa Sindang Asih, Kecamatan Cisurupan, Garut.
·         Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a.    Memberikan informasi tentang keadaan mortalitas di Desa Sindang Asih, Garut.
b.    Mengetahui gambaran keadaan demografi
c.    Mengetahui kondisi dan kualitas kehidupan di Desa Sindang Asih, Garut.
 
 
 
·         Hasil yang Diharapkan
a.    Dapat lebih memahami apa itu mortalitas
b.    Dapat lebih memahami bagaimana mengukur indeks angka kematian (mortalitas)
c.    Mempunyai pengalaman luas tentang keadaan sisi mortalitas khususnya pada Desa Sindang Asih, Garut.
 
 
 
 
 
 
·         Waktu dan Tempat
Diskusi buku ini akan diselenggarakan pada :
Hari                       : jum'at - Minggu
Tanggal                : 30 November-2 Desember  2012
Tempat                : Desa Sindang Asih, Kecamatan Cisurupan, Garut.
 
·         Peneliti
Nama              : Sri Rahmayani
Semester        : 5
Jurusan           : Pengembangan Masyarakat Islam
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB III
PENUTUP
Demikian Tor penelitian ini saya buat untuk menjadi acuan pembelajaran dalam mata kuliah demografi tentang pemahaman dan keadaan "Mortalitas" khususnya di Desa Sindang Asih, Garut. Saya berharap semoga Tor penelitian ini dapat dijalankan sesuai rencana.
 
·         Referensi Buku (Daftar Pustaka)
Ø  Rusli Said. 2012. "Pengantar Ilmu Kependudukan".jakarta:LP3ES anggota IKAPI. Cet kedelapan.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


[i] GW Barclay, Techniques of Population Analysis didalam buku pengantar ilmu kependudukan. (New York: John Wiley&Son, 1958), hal 134.
[ii] John Doddy Hidayat.Garut, 17/11 (ANTARA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini