Meninjau Persoalan Etika di Majlis Taklim Syababunnajah
Nama : Irvan Fatahillah
Kpi V D 1112051000122
I. Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui bahwasannya majelis taklim terdiri
dari dua akar kata bahasa Arab yaitu majlis yang berarti tempat duduk,
tempat sidang atau dewan, sedangkan ta'lim berarti pengajaran. Jika
kita gabungkan dua kata itu dan mengartikannya secara istilah, maka
dapatlah kita simpulkan bahwasannya majelis taklim memiliki arti
tempat berkumpulnya seseorang untuk menuntut ilmu (khususnya ilmu
agama) bersifat nonformal (jika kita melihat pendidikan yang ada di
Indonesia ini.
Majelis taklim sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW saat dakwah
pertamanya yang bertempat di rumah Arqom bin Al-Arqom. Sekarang,
penamaan majelis taklim sudahlah tidak asing lagi bagi kita. Pada
kesempatan kali ini, penulis akan membahas tentang fungsi, tujuan,
kedudukan dan macam-macam majelis taklim. Suatu kegiatan sudah
semestinya memiliki hal-hal ini yang akan menjadikan kegiatan terarah
dan terorganisir dengan baik.
Majlis taklim ini berlokasi di wilayah Depok. Merupakan salah satu
majlis yang terorganisir dengan baik. Awalnya kami berdiri hanya
sebagian kelompok saja yang ingin mengamalkan ajaran Rasulullah SAW.
Namun, seiring berjalannya waktu kami sepakat untuk istiqomah dalam
menyampaikan ajaran Rasulullah SAW.
Bukan hanya kaum putra saja yang mengikuti akan tetapi dari kaum
perempuan juga rutin mengikuti pengajian yang diadakan satu minggu
sekali. Kami memfokuskan untuk para remaja sesuai dengan namanya
syababunnajah yang artinya para pemuda yang sukses. Karna kami melihat
banyak sekali akhlak para kaum pemuda yang bobrok seiring
berkembangnya zaman bukan hanya moral saja yang hancur akan tetapi
banyak juga jiwa yang tergerogoti oleh faham-faham yang melenceng yang
mengatas namakan Islam.
Karna kami yakin dengan Sabda Rasulullah SAW syubbanul yaum rijalul
gaad. "pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok".
a. Persoalan etika
Banyak sekali faham-faham sekarang yang mengatas namakan islam atau
mengatas namakan Islam namun mereka menyatakan salah dan tidak sesuai
dengan syariat Rasul. Contoh kasus yang sekarang sedang marak yang
mengatas namakan bid'ah. Adapun tujuan kami mendirikan majlis ini
bukan untuk mengatakan kami paling benar akan tetapi kalo memang itu
baik dan bermanfaat mengapa harus mengatakan salah????
b. Kasus yang diangkat
Tujuan kami adalah untuk menyampaikan faham sesuai dengan syariat
Al-quran dan Al-hadits dan menyampaikan sesuai dengan ajaran para
salafuss shalih.
• Menanamkan ajaran ahlussunnah wal jamaah
• Mengutamakan shalawat atas baginda Nabi Muhammad SAW
c. Alasan
1. Pengertian Aswaja
Bisa difahami bahwa definisi Ahlussunnah wa Al jamaah ada dua bagian yaitu:
• Definisi Aswaja Secara umum adalah : satu kelompok atau golongan
yang senantiasa komitmen mengikuti sunnah Nabi SAW. Dan Thoriqoh para
shabatnya dalam hal aqidah, amaliyah fisik ( fiqih) dan hakikat (
Tasawwuf dan Akhlaq ) .
• Sedangkan definisi Aswaja secara khusus adalah : Golongan yang
mempunyai I'tikad / keyakinan yang searah dengan keyakinan jamaah
Asya'iroh dan Maturidiyah.
Pada hakikatnya definisi Aswaja yang secara khusus bukan lain adalah
merupakan juz dari definisi yang secara umum, karena pengertian
Asya'iroh dan Ahlussunnah adalah golongan yang komitmen berpegang
teguh pada ajaran Rasul dan para sahabat dalam hal aqidah. namun
penamaan golongan Asya'iroh dengan nama Ahli sunnah Wa Al Jamaah
hanyalah skedar memberikan nama juz dengan menggunakan namanya kulli.
Syaih Al Baghdadi dalam kitabnya Al Farqu bainal Firoq mengatakan :
pada zaman sekarang kita tidak menemukan satu golongan yang komitmen
terhadap ajaran Nabi dan sahabat kecuali golongan Ahlussunnah wal
jamaah. Bukan dari golongan Rafidah, khowarij, jahmiyah, najariyah,
musbihah,ghulat,khululiyah, Wahabiyah dan yang lainnya. Beliau juga
meyebutkan; bahwa elemen Alussunnah waljamaah terdiri dari para Imam
ahli fiqih, Ulama' Hadits, Tafsir, para zuhud sufiyah, ulama' lughat
dan ulama'-ulama' lain yang berpegang teguh paa aqidah Ahli sunnah wal
jamaah.
secara ringkas bisa disimpulkan bahwa Ahlu sunnah wal jamaah adalah
semua orang yang berjalan dan selalu menetapkan ajaran Rasulullah SAW
dan para sahabat sebagai pijakan hukum baik dalam masalah aqidah,
syari'ah dan tasawwuf.
Pengertian Sunnah
Kalimat Sunnah secara etimologi adalah Thoriqoh ( jalan ) meskipun
tidak mendapatkan ridlo. Sedangan pengertian Sunnah secara terminlogi
yaitu nama suatu jalan yang mendapakan ridlo yang telah ditempuh oleh
Rasulullah SAW, para khulafa' al Rosyidin dan Salaf Al Sholihin.
Seperti yang telah disabdakan oleh Nabi :
عَلَيكُمْ بِسُنَّتيِ وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ مِنْ بَعْدِي
Ikutilah tindakanku dan tindakan para khlafaurrosyidin setelah wafatku.
Sedangkan pengertian kalimat Jamaah adalah golongan dari orang-orang
yang mempunyai keagungan dalam Islam dari kalangan para Sahabat,
Tabi'in dan Atba' Attabi'in dan segenap ulama' salaf As solihin.
Setiap ajaran yang berdasarkan pada Usul Al syari'ah dan Fur'nya dan
pernah dikerjakan oleh para nabi dan Sahabat sudah barang tentu
merupakan ajaran yang sesuai dengan aqidah ahli sunnah wa aal jamaah.
b. Definis Sholawat
Perkataan shalawat berasal dari bahasa Arab: ( الصلوات ), diambil
dari perkataan shalat (الصلاة) yang bererti doa atau pujian. Shalawat
Allah Subhanahu wa Ta'ala ialah pujian-Nya di sisi para malaikat.
Shalawat malaikat ialah doa memohon tambahan gandaan pahala. Dan
shalawat orang Mukmin ialah berdoa memohon supaya Allah Subhanahu wa
Ta'ala melimpahkan rahmat, menambahkan kemuliaan, kehormatan dan
kepujian kepada penghulu kita Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam .
Makna shalawat dari Allah Ta'ala kepada hamba-Nya adalah limpahan
rahmat, pengampunan, pujian, kemuliaan dan keberkatan dari-Nya. (Lihat
kitab Zadul Maasir, 6/398).
Ada juga yang mengatakan ia berarti taufik dari Allah Ta'ala untuk
mengeluarkan hamba-Nya dari kegelapan (kesesatan) menuju cahaya
(petunjuk-Nya), sebagaimana dalam firman-Nya:
هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
"Dialah yang bershalawat kepadamu (wahai manusia) dan malaikat-Nya
(dengan memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari
kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang
kepada orang-orang yang beriman." (Al-Ahzab:43).
A. Hukum bershalawat
Para ulama' telah sepakat menetapkan hukum bershalawat kepada Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah wajib pada
keseluruhannya, tetapi mereka tidak sepakat (ijma') tentang kapankah
saat wajib bershalawat dan berapakah bilangannya, di antaranya:
1. Wajib bershalawat dalam masa mengerjakan shalat.
2. Membaca tasyahud (tahiyyat).
3. Membaca tasyahud kedua/tahiyyat akhir.
4. Setiap kali menyebut, mendengar atau menulis nama Nabi Muhammad
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam , ganti namanya atau pangkat kerasulan
dan kenabian Baginda Shallallahu 'Alaihi wa Sallam .
II. Teori Etika
Etika berasal dari istilah etik, istilah ini berasal dari bahasa Greek
yang mengandung arti kebiasaan atau cara hidup. K Bertens dalam buku
etikanya menjelaskan lebih jelas lagi. Etika berasal dari bahasa
Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak
arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang; kebiasaan,
adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk
jamak artinya adalah adat kebiasaan.
Etika sering diidentikan dengan moral (atau moralitas). Namun,
meskipun sama sama terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika
dan moral memiliki perbedaan pengertian. Moralitas lebih condong pada
pengertian nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu
sendiri, sedangkan etika berarti ilmu yang mempelajari tentang baik
dan buruk. Jadi bisa dikatakan, etika berfungsi sebagai teori tentang
perbuatan baik dan buruk. Dalam filsafat terkadang etika disamakan
dengan filsafat moral.
Etika membatasi dirinya dari disiplin ilmu lain dengan pertanyaan apa
itu moral? Ini merupakan bagian terpenting dari pertanyaan-pertanyaan
seputar etika. Tetapi di samping itu tugas utamanya ialah menyelidiki
apa yang harus dilakukan manusia. Semua cabang filsafat berbicara
tentang yang ada, sedangkan filsafat etika membahas yang harus
dilakukan.
Selain itu etika bisa disebut sebagai ilmu tentang baik dan buruk atau
kata lainnya ialah teori tentang nilai. Dalam Islam teori nilai
mengenal lima ketegori baik-buruk, yaitu baik sekali, baik, netral,
buruk dan buruk sekali. Nilai ditentukan oleh Tuhan, karena Tuhan
adalah maha suci yang bebas dari noda apa pun jenisnya. Tetapi tujuan
etika itu sendiri ialah bagaimana mengungkap perbedaan kebaikan dan
keburukan sejelas-jelasnya sehingga mendorong manusia terus melangkah
pada kebaikan.
Kebaikan itu sendiri –menurut ibn Sina- sangat erat kaitannya dengan
kesenangan. Kebaikan itu membuat manusia lebih sempurna dalam suatu
hal. Kebaikan terbaik berkaitan dengan kesempurnaan roh manusia.
dengan demikian kejahatan merupakan sejenis ketidak sempurnaan.
Tujuan hidup ialah untuk menghentikan kesenangan duniawi sebagai suatu
yang diinginkan dan mengembangkan serta menyempurnakan roh dengan cara
bertindak menurut kebajikan-kebajikan rasional. Roh yang demikian
berada sangat dekat dengan sumber ketuhanannya dan ingin bersekutu
dengannya dan dengan arahnya itu ia mencapai kebahagiaan abadi.
Sedangkan menurut teori hedonisme Yunani kuno mengajarkan bahwa
kebaikan itu merupakan sesuatu yang mengandung kepuasan atau
kenikmatan. Sedangkan aliran pragmatisme mengajarkan bahwa segala
sesuatu yang baik dalam kehidupan adalah yang berguna secara praktis.
Sama beda dengan aliran utilitarianisme yang mengajarkan bahwa yang
baik adalah yang berguna.
III. Metodologi Penelitian
Penyusunan studi etika ini menggunakan metode kualitatif yang
bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah secara
mendalam.
Sumber data didapat melalui wawancara dengan ketua "Majlis Taklim
Syababunnajah" tersebut. Lokasi penelitian jatijajar Cimanggis Depok.
Waktu penelitian Sabtu, 11 Oktober 2014. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara serta melakukan
observasi terjun langsung ke lokasi penelitian serta menggunakan studi
pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar