I. Latar Belakang
A. Persoalan Etika
Yang dimaksud dengan moral adalah ajaran-ajaran, kumpulan peraturan dan ketetapan, entah lisan atau tertulis, tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar ia menjadi manusia yang baik. Sumber dasar ajaran tersebut adalah tradisi dan adat istiadat, ajaran-ajaran agama atau ideologi-ideologi tertentu.
Etika bukan suatu sumber tambahan bagi ajaran moral, melainkan merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah sebuah ilmu, bukan sebuah ajaran. Jadi etika dan ajaran moral tidak berada di tingkat yang sama. Yang mengatakan bagaimana kita harus hidup, bukan etika melainkan moral. Etika mau mengerti mengapa kita harus mengikuti ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita dapat mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.[1]
B. Alasan
Setiap saat dalam hidup kita dihadapkan dengan sejumlah pilihan, dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks dan sangat fundamental: bagaimana saya harus hidup dan bertindak? Jadi manusia setiap saat harus menentukan orientasi, dan etika terutama berkaitan dengan upaya untuk menentukan orientasi hidup kita, "Tujuan agar kita tidak hidup dengan cara ikut-ikutan saja terhadap berbagai pihak yang mau menetapkan bagaimana kita harus hidup, melainkan agar kita dapat mengerti sendiri mengapa kita harus bersikap begini atau begitu. Etika mau membantu, agar kita lebih mampu untuk mempertanggungjawabkan kehidupan kita."[2] Kenapa manusia harus bertanggung jawab terhadap pilihannya? Aristoteles dalam Nicomachean Ethics mengatakan, "Karena tujuan merupakan objek dari keinginan dan karena sarana untuk mencapai tujuan adalah objek pertimbangan dan pilihan, tindakan yang berkaitan dengan sarana adalah berdasarkan pilihan dan merupakan tindakan yang disengaja, kita memiliki kekuatan atau kehendak untuk bertindak sekalgus untuk tidak bertindak."[3]
C. Kasus yang Diangkat
Etika dan agama sangat berhubungan dengan kehidupan kita. Etika lebih cenderung terhadap hubungan antar sesama makhluk hidup, sedangkan agama lebih cenderung terhadap hubungan kepada Tuhan. Tapi, etika tidak lepas dari ajaran-ajaran agama.
Apabila kita mengerti tentang agama, menghayati, mengamalkan ajaran-ajaran agama dengan baik dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti dapat beretika baik sesuai dengan tuntunan ajaran agama.
Etika dan agama mempunyai persamaan dari segi sasaran dan sifatnya serta mempunyai perbedaan dari segi prinsip, ajarannya dan sumbernya. Orang yang beragama akan mengerti soal-soal etika/moral, akan tetapi tinggal penerapan dalam kehidupan saja lagi yang masih perlu proses dan pembelajaran serta kesadaran individu, karena masih banyak orang yang beragama tetap saja melakukan hal-hal yang bertentangan dengan etika.[4]
Dalam penelitian ini peneliti memilih gereja sebagai objek penelitian, karena gereja merupakan salah satu dari tempat ibadah, sebagaimana telah diketahui bahwa agama Kristen adalah agama yang diresmikan di Indonesia kedua setelah Islam.
Tentang Gereja
Gereja Kristus hadir di Indonesia sebagai hasil atau buah usaha badan pekabaran injil (zending) yang dilakukan oleh Board of Foreign Mission (BFM) dari The Methodist Episcopal Church yang didirikan di Amerika Serikat tahun 1819. Gereja ini mulai berdiri di Indonesia pada tahun 1984. Sampai saat ini Gereja Kristus mempunyai dua generasi yaitu generasi pertama yaitu pada tahun 1984-2007 dan generasi kedua yaitu pada tahun 2007- sekarang. Jemaahnya berjumlah 300 orang dan pada setiap hari Minggu mereka rutin diabsen oleh petugas gereja.
Draft Wawancara
Pertanyaan dan Jawaban :
1. Dari manakah agama Kristen mengambil sumber hukum?
Kami sebagai umat Kristiani mengambil hukum dari al-Kitab yaitu kitab perjanjian baru yang didalamnya terdapat hukum-hukum yang berlaku bagi umat Kristiani.
2. Apa titik tolak berfikir etika berdasarkan umat kristiani?
Titik tolak berpikir Etika Kristen adalah iman kepada Tuhan yang telah menyatakan diri di dalam Tuhan Yesus Kristus. Etika Kristen merupakan tanggapan akan kasih Allah yang menyelamatkan kita. Kehidupan etis merupakan cara hidup dalam persekutuan dengan Tuhan. Dalam Etika Kristen kewibawaan Tuhan Yesus Kristus diakui. Bagi umat yang beretika, berarti ia telah memantulkan cahaya ketuhanannya.
3. Apa sajakah asas-asas etika dalam agama Kristen?
Kita sebagai umat kristiani meyakini 3 asas dalam beretika, yaitu yang pertama adalah asas iman, yang kedua adalah asas pengakuan tentang manusia, dan yang ketiga adalah asas manusia dengan segala tingkah lakunya.
4. Apa patokan/ukuran beretika dalam agama Kristen?
Sebetulnya, Etika Kristen termasuk kelompok ilmu normatif yang menguraikan masalah-masalah seputar apa yang baik. Dalam konteks iman Kristen ukuran apa yang baik adalah segala sesuatu yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sedangkan kehendak Tuhan sendiri telah dinyatakan dalam Hukum dan Perintah Tuhan, yakni Dasa Titah atau Hukum Sepuluh Perkara dan kasih sebagai landasan yang utama.
5. Apa perbedaan dan persamaan etika dengan agama Kristen?
Antara Etika dengan Agama terdapat titik persamaan dan perbedaan,
persamaanya sebagai berikut:
1. Pada sasarannya : Baik etika maupun agama sama-sama bertujuan meletakkan dasar ajaran moral, supaya manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana tercela.
2. Pada sifatnya : Etika dan agama sama bersifat memberi peringatan , jadi tidak memaksa.
Perbedaannya sebagai berikut :
1. Pada segi prinsip : Agama merupakan suatu kepercayaan pengabdian (dengan segala syarat dan caranya) kepada Tuhan Yang Maha Esa. Etika bukanlah kepercayaan yang mengandung kepercayaan.
2. Pada bidang ajarannya : Agama membawa/mengajarkan manusia pada dua jenis dunia (alam fana dan alam kekal). Etika hanya mempersoalkan kehidupan moral manusia di alam fana ini.
3. Agama itu sumbernya dari Tuhan. Tetapi etika dengan macam-macam jenisnya itu, sumbernya adalah dari pemikiran manusia (sesuai dengan aliran masing-masing).
4. Ajaran agama dapat melengkapi atau memperkuat ajaran etika, tetapi tidak semua ajaran agama dan pandangan etika dapat diterima oleh agama.
6. Metode etika apakah yang diajarkan oleh agama Kristen?
Etika pada dasarnya mempelajari dan mengamati masalah-masalah seputar etik moral dan kesusilaan dengan realisasinya secara kritis. Namun kita tidak boleh lupa bahwa pendekatan kritik tersebut harus didasarkan pada etika. Oleh sebab itu secara tegas dapat disimpulkan bahwa metode yang dipakai Etika Kristen adalah metode kritis etis.
7. Bagaimana sosialisasi antara umat Kristen dengan umat sekitarnya yang berbeda keyakinan?
Di sekitar Gereja Taman Kota ini aman-aman saja dan tidak terjadi konflik karena umat Kristen maupun yang lainnya mempunyai kesamaan prinsip yaitu toleransi.
8. Berapakah jumlah jamaah yang ada di sekitar gereja? Dan apakah selalu ada pengabsenan pada setiap kegiatan?
Jumlah jemaah yang ada di sekitar gereja yaitu sebanyak 300 orang, karena jemaah lainnya lebih dominan mengikuti acara kebaktian di gereja-gereja yang lebih besar lainya. Dan jemaah yang hadir pada gereja ini harus mengisi list yang berfungsi untuk membuktikan kehadiran jemaah.
9. Apakah ada hukuman bagi jemaat yang tidak hadir dalam acara misa?
Kita telah menyepakati bahwa bagi jemaat yang tidak hadir ia akan diberikan hukuman. Adapun bentuk hukumannya adalah bagi jamaah yang tidak hadir diwajibkan untuk membayar uang yang telah ditentukan, ini bertujuan untuk renovasi gereja, karena peraturan ya tetap peraturan, jika ia melanggar harus berani bertanggung jawab, karena ia telah melanggar etika/nilai yang berlaku.
10. Apakah antara gereja satu dengan yang lainnya saling keterkaitan?
Ya, antara gereja satu dengan yang lainnya saling keterkaitan. Biasanya kami mengadakan pertemuan dengan adanya intruksi dari gereja pusat ke gereja-gereja cabang sehingga di sanalah terjadi hubungan yang erat diantara gereja satu dengan gereja lainnya.
11. Bangaimana pandangan dalam agama Kristen mengenai perbedaan aliran seperti aliran katolik dan protestan?
Pandangan aliran ini di dalam ajaran Kristen adalah hanya kedamaian, jika terjadi konflik di antara keduanya maka pimpinan atau pihak-pihak yang bersangkutan akan segera meluruskan masalah tersebut dengan segera tanpa menunggu waktu yang lama.
12. Apakah gereja-gereja yang ada di Indonesia mempunyai satu kepemimpinan atau lebih seperti Paus Paulus yang ada di Roma?
Gereja-gereja yang ada di Indonesia terkumpul menjadi satu pada suatu lembaga yaitu PGI yang di dalamnya terdapat pimpinan dan ini sama persis dengan kepemimpinan yang berada di Roma, dan setiap satu periode sekali mengadakan rapat kerja guna memperbaiki dan membangun kerukunan antar umat agama Kristen dalam konteks yang intern.
13. Bagaimana pandangan dalam Kristen jika ada jemaah yang keluar dari agama Kristen sehingga memeluk agama lain?
Kristen itu memberikan kewenangan kepada jemaahnya dan tidak memaksa untuk selalu memeluk agama yang sekiranya tidak membuat ia nyaman. Setiap manusia mempunyai hak untuk memilih keyakinan yang sesuai dengan kehendak hati. Jika agama Kristen ini tidak membuatnya nyaman maka kami pun sebagai penasehat jemaah tidak memaksa untuk terus menahannya, akan tetapi menasehatinya adalah suatu kewajiban yang harus diberikan penasehat kepadanya.
14. Bagaimana cara mengendalikan orang yang berdosa besar dan tidak menjalankan ajaran agama Kristen dan apakah ia akan mudah diampuni dosanya?
Sebelumnya pastur memberinya nasehat dengan sabar tanpa adanya kekerasan ibarat seperti "api dan air". Bagi umat Kristen yang berdosa besar maka hendaknya ia bertobat dengan meminta ampun kepada sang pastur, jika ia berungguh-sungguh meminta taubat maka akan mudah dimaafkan.
II. Tujuan Teori
Teori-teori etika mempunyai tujuan diantaranya:
· Menjelaskan, memahami, memprediksi dan perubahan sosial.
· Membantu kita menemukan jawaban pertanyaan mengapa dan bagaimana mengenai pengalaman-pengalaman komunikasi kita.
· Suatu teori atau beberapa teori merupakan ikhtisar daripada hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut objek yang dipelajari.
· Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada seseorang yang memperdalam pengetahuannya di bidang etika.
· Teori berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang dipelajari oleh etika.
· Suatu teori akan sangat berguna dalam mengembangkan sistem klasifikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta memperkembangkan definisi-definisi yang penting untuk penelitian.
· Pengetahuan teoritis memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan proyeksi sosial, yaitu usaha untuk dapat mengetahui kearah mana masyarakat akan berkembang atas dasar fakta yang diketahui pada masa lampau dan pada dewasa ini.
Teori Tentang Etika
1. Zakiyah Daradjat
Ia mengemukakan bahwa pada diri manusia terdapat kebutuhan pokok selain kebutuhan jasmani dan rohani, yakni kebutuhan akan keseimbangan dalam kehidupan jiwa agar tidak mengalami tekanan. Unsur-unsur yang dikemukakan yaitu kebutuhan akan rasa kasih sayang yang dalam bentuk negatifnya dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari seperti mengeluh, kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan yang mendorong manusia untuk memperoleh perlindungan, kebutuhan akan rasa harga diri adalah kebutuhan yang bersifat individual yang mendorong manusia agar dirinya dihormati dan diakui oleh orang lain, kebutuhan akan rasa bebas untuk mencapai situasi dan kondisi yang lega, kebutuhan akan rasa sukses, dan kebutuhan akan rasa ingin tahu.
Menurut Zakiyah Daradjat, gabungan keenam macam kebutuhan tersebut menyebabkan seseorang memerlukan agama. Dengan agama segala kebutuhan manusia akan terpenuhi.[5]
2. Franz Magnis-Suseno
Etika menurutnya memiliki fungsi bagaimana manusia agar selalu bersikap kritis terhadap realita yang ada, bagi yang beretika ia tidak akan sekedar ikut-ikutan dalam menjalani hidupnya akan tetapi ia akan selalu memiliki prinsip.
3. Etika Deontologi
Yaitu Menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Tiga prinsip yang harus dipenuhi:
· Supaya suatu tindakan punya nilai moral, tindakan itu harus dijalankan berdasarkan kewajiban.
· Nilai moral dari tindakan itu tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu-berarti kalaupun tujuannya tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik.
· Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip itu, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.
4. Etika Teleologi
Yaitu mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Misalnya, mencuri bagi etika teleologi tidak dinilai baik atau buruk berdasarkan baik buruknya tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu.[6]
III. Metodologi Penelitian
Untuk mengetahui dan memperoleh data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data diataranya :
1. Metode Kualitatif
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.[7]
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data dari lapangan dengan melalui pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Data yang dimaksud antara lain perilaku keseharian para jemaat selama di dalam lingkungan gereja maupun selama berada di luar gereja.
3. Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan dialog atau tanya jawab secara langsung dengan sejumlah responden, baik pendeta, penjaga gereja, serta pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. Data yang dibutuhkan adalah masalah persepsi, sikap, dan respon para responden terhadap kegiatan di Gereja Kristus Taman Kota.
4. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah salah satu upaya membangun kepercayaan (trustworthinnes) sebuah penelitian. Teknik ini penulis lakukan dengan cara memperlajari dan mengkaji berbagai sumber referensial sebagai acuan penelitian.
waktu
Waktu dilakukan untuk penelitian ini adalah satu hari, yaitu pada hari Sabtu, tanggal 11 Oktober 2013, pukul 10.00 s.d 13.00 WIB.
Tempat
Penelitian ini dilakukan di Gereja Kristus Taman Kota – Cengkareng – Jakarta Barat.
Kesimpulan
Hasil penelitian telah menjawab rumusan masalah penelitian dengan membuktikan hipotesis "Terdapat hubungan yang positif signifikan antara kegiatan penelitian dengan teori etika dalam agama", dan penelitian ini juga memberikan kesimpulan bahwa kegiatan penelitian memberikan kontribusi yang positif dan signifikan terhadap nilai-nilai moral dan etika tentang bagaimana cara saling menghargai antar umat beragama.
. Selain itu, dengan adanya penelitian, peneliti dapat mengetahui latar belakang agama Kristen yang mana hukum dan tata cara ibadahnya berbeda dengan agama Islam, dan hal ini dijadikan sebagai wawasan tambahan oleh peneliti.
[1] Franz Magnis-Suseno, Etika Dasar: Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, (Yogyakarta: Kanisius), 1987, hlm. 14.
[2] Franz Magnis-Suseno, Etika Dasar: Masalah-masalah Pokok dalam Filsafat Moral, (Jakarta: Kanisius), 1990, hlm. 14.
[3] Aristoteles, Nicomachean Ethics: Sebuah Kitab Suci Etika, (Jakarta, Teraju), 2004, hlm. 61.
[4] Burhanuddin Salam, Etika Sosial Asas Moral dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta), 1997.
[5] Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, (Bandung: CV. Pustaka Setia), 2008.
[6] A. Sonny Keraf, Etika Bisnis, (Yogyakarta: Kanisius), 2006.
[7] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2006 , hal. 6.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar