Senin, 13 Oktober 2014

tuga UTS etika dan filsafat komunikasi/Muhammad Aidillah putra/kpi 5 E/1112051000137

Nama   : Muhammad Aidillah Putra
NIM    : 1112051000137
Kelas   : KPI 5E
 
Membentuk karakteristik dan etika terhadap anak sejak usia dini
 
I.       Latar Belakang
a.       Persoalan yang dikaji
Etika dan perilaku tidak akan bisa lepas dari nilai sopan santun. Sopan santun ialah suatu tingkah atau perilaku yang amat populis dan natural. Sopan santun sebagai sebuah konsep nilai. Sopan santun adalah sebuah ideologi yang memerlukan konseptualisasi. Sedangkan yang di maksud etika adalah ilmu yang menjelaskan baik atau buruk nya sikap seorang dan menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia, menyatakan satu tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Di massa kehidupan modern ini perilaku  tampaknya sudah cenderung kehilangan arah. Berbagai faktor dapat mempengaruhi perubahan etika dan moral. Penanaman nilai etika dan sopan santun kepada orang yang lebih tua. ketika di dalam atau di luar  sudah hilang dan tak berpengaruh lagi pada anak. Muncul berbagai aspek negatif  dari media televisi, internet dan media elektronika lainnya dan ini  ternyata mampu meningkatkan kekerasan dan agresifitas terhadap perkembangan anak. Sikap lingkungan sendiri yang kurang baik sehingga mengabaikan nilai edukasi dan sering mencontohkan kebohongan dan kekerasan baik verbal maupun non verbal yang berpengaruh pada perilaku anak.
Islam sebagai agama yang universal juga mempunyai etika. Etika dalam islam memiliki karakterisk seperti etika mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk, etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik dan buruknya perbuatan seseorang didasarkan kepada al-Qur'an dan al-Hadits yang shohih, etika Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia kapanpun dan dimanapun mereka berada, etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur dan mulia serta meluruskan perbuatan manusia sebagai upaya memanusiakan manusia. Pada kesimpulanya etika islam merupakan pedoman mengenai perilaku individu maupun masyarakat di segala aspek kehidupan yang sesuai dengan ajaran islam.
b.      Alasan
Alasan mengapa penulis mengambil tema ini karena sopan santun dan pembentukan karakter terhadap anak sekarang ini sangat memprihatinkan. Nilai etika sopan santun mereka anggap hanya teori dalam pembelajaran tanpa ada perbuatan nyata dalam berprilaku mereka sehari-hari. Alasan filosofis diperlukannya penanaman etika anak  adalah dalam lingkungan pendidikan, peserta didik merupakan suatu subyek dan obyek pendidikan yang memerlukan bimbingan dari orang lain untuk membantu mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimliki serta membimbinnya menuju perilaku yang baik. Oleh karena itu peserta didik / murid sebagai pihak yang diajar, dibina dan dilatih untuk dipersiapkan menjadi manusia yang kokoh iman dan islamnya harus mempunyai etika dan berakhlakul kariamah baik kepada orang tua maupun dengan yang lainnya. Sementara, untuk alasan praktisnya adalah penanaman etika sopan santun anak sangat penting. Agar anak terbiasa berbuat baik kepada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Bahkan ketika dewasa nanti ia dapat mengajarkan etika sopan santun itu kepada anakanya lagi dan seterusnya. Maka dapat di prediksi bahwa Negara ini akan menjadi Negara pelopor sopan santun bukan hanya dalam teori saja tetapi juga dengan prakteknya. Apabila sopan santun sudah terbentuk maka nilai kebaikan juga akan muncul dengan sendirinya apabila kesemua nilai itu disatukan dan bersinergi maka lingkungan  ini akan maju dan mempunyai sumber daya manusia bukan hanya menonjol dalam bidang pengetahuan saja tetapi juga moralnya.
 
c.       Kasus yang diteliti
Di setiap lingkungan atau lembaga pendidikan manapun pasti akan ditemui yang namanya etika seperti yang tersebut dibawah ini:
1.      Hendaklah pendidik menghormati guru, dan berdaya upaya pula menyenangkan hati dengan cara yang baik.
2.      Bersikap sopan di hadapan pengajar.
3.      Selektif dalam bertanya dan tidak berbicara kecuali mendapat izin dari guru.
4.      Mengikuti anjuran dan nasehatnya.
Namun dengan diberlakukannya peraturan tersebut apakah etika semua peserta didik akan langsung seperti yang disebutkan diatas dengan sendirinya? Tentu tidak. Peran pendidik untuk bersosialisasi dengan para peserta didik lah yang menjadi patokan keberhasilan penanaman nilai etika terhadap anak.
Permasalahan yang diteliti disini mencakup beberapa hal, yaitu bagaimana pola hidup anak masa kini? Baik dari pergaulan, tontonannya, idolanya, dan juga pembelajaran agamanya. Bagaimana juga peran orang tua dalam membimbing dan mengawasi perkembangan etika anak agar tidak salah pergaulan yang dapat merusak nilai etika dan moral. Karena dari yang disebutkan diatas sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan etika anak, yang apabila kurang pengawasan maka akan berdampak buruk pada moral anak tersebut. 
 
II.       Teori Etika
Dalam kehidupan sehari-hari etika sangat penting dalam berkomunikasi karena menyangkut perasaan dan harga diri seseorang. Oleh karena itu kita diharapkan dapat memahami makna etika itu sendiri. Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti "adat istiadat" atau "kebiasaan". Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain.
Ada juga norma sopan santun, yaitu norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah manusia, misalnya cara berpakaian atau duduk. Dan norma moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Morma ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.
Teori etika yang di gunakan untuk permasalahan ini adalah teori etika deontology, yaitu sesuatu yang harus dilakukan atau kewajiban yang harus dilakukan sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Sesuatu itu dianggap baik karena tuntutan norma sosial dan moral, apapun dampaknya dan tidak tergantung dari apakah ketaatan atas norma itu membawa hasil yang menguntungkan atau tidak, menyenangkan atau tidak. Istilah ini, digunakan kedalam suatu sistem etika. Istilah ini digunakan pertama kali oleh filsuf dari Jerman yaitu Immanuel Kant. Dalam teori ini ada tiga prinsip yang harus dipenuhi:
·         Supaya suatu tindakan punya nilai moral, tindakan itu harus dijalankan berdasarkan kewajiban.
·         Nilai moral dari tindakan itu tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu-berarti kalaupun tujuannya tidak tercapai, tindakan itu sudah di nilai baik.
·         Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip itu, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hokum moral universal.
Jadi, dengan menggunakan teori-teori tersebut diatas maka anak diwajibkan untuk menjaga etika sopan santunnya terhadap guru. Dan itu sudah menjadi kewajiban setiap anak  untuk mematuhi dan melaksanakan kewajiban tersebut. 
 
III.       Metodologi
:
Metodologi penelitian adalah teknik atau cara dalam pengumpulan data atau bukti yang dalam hal ini perencanaan tindakan yang dilaksanakan serta langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran penelitian. Dalam kasus yang di teliti ini pendekatan penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Klick dan Miller bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam pembahasan.
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut juga meode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Tujuan metode kualitatif sendiri yaitu menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif, menemukan teori, menggambarkan realitas yang kompleks, dan memperoleh pemahaman makna.
 
             Dan juga dengan menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu merupakan metode yang digunakan untuk membedah suatu fenomena yang ada di lapangan. Dan metode yang menggambarkan serta menjabarkan kejadian di lapangan. 
Kasus dalam  TPA , yang diteliti termasuk penelitan kualitatif karena identifikasi langsung dari sumbernya.
1.      Subjek Penelitian
TPA Ana ibnu islam di Jln. Swadaya 1 No.35 kel.pejaten timur kec.pasar minggu
2.      Objek Penelitian
TPA sebagai tempat pembentukan karakter anak sejak usia dini..
3.      Tempat Dan Waktu Penelitian
        Minggu 12 oktober 2014 pukul 19.00 WIB
4.      Teknik Pengumpulan Data dalam kasus di atas menggunakan metode wawancara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini