Nama : Septian W Saputra KPI 5 D
NIM : 1112051000097
Etika komunikasi Pada Organisasi Ikatan Remaja Mesjid
AL-Muhajirin (IRMAM)
I. Latar Belakang
Remaja pada umumnya suka untuk berkumpul untuk berkomunikasi dan sosialisasi. Banyak wadah dan tempat remaja-remaja untuk berkumpul. Seperti sekolah, mall, tempat olahraga, tempat makan, bahkan mengikuti organisasi kerohanian. Lingkungan pergaulan remaja menetukan karakternya kelak saat dewasa. Remaja yang sering bergaul di mall akan membentuk karakter yang bersifat konsumtif kelak saat dewasa nanti sedangkan remaja yang bergaul dilingkungan kerohanian sepererti mengikuti organisasi remaja masjid maka diharapkan karakternya kelak saat dewasa mengacu pada kebenaran menurut Islam.
Kegiatan organisasi remaja masjid sesungguhnya merupakan kegiatan positif yang dapat menjadi pilihan remaja untuk mempelajari dan mengembangkan ilmunya dibidang agama dan kerohanian. Banyak aktifitas keagamaan yang diadakan oleh organisasi remaja masjid seperti Ta'lim, pengajian, berdiskusi dengan ustad, dsb. Tetapi organisasi remaja masjid kurang mendapatkan perhatian dari remaja disekitar lingkungan masjid tersebut. Sehingga sedikit sekali remaja yang ingin mengikuti aktifitas di Masjid tersebut.
a. Persoalan yang dikaji
Pada penelitian kali ini, peneliti ingin mengetahui apa saja kendala yang terjadi pada Remaja Masjid Al-Muhajirin. Bagaimana pola pendekatan yang dilakukan oleh IRMAM kepada para anggotanya dan remaja-remaja di sekitar lingkungannya. Belum lagi permasalahan dari intern organisasi, seperti bagaimana menanggulangi anggota yang sulit diajak komunkasi karena masing-masing anggota mempunyai kesibukkannya masing-masing dan kurang adanya komitmen dari anggota untuk dapat mengembangkan dan memajukan Masjid Al-Muhajirin dan terkhusus lagi mengembangkan IRMAM sendiri.
b. Alasan
Mengapa peneliti memilih organisasi remaja masjid IRMAM karena IRMAM merupakan organisasi remaja masjid yang berada di daerah Semanggi 2. Peneliti ingin mengetahui bagaimana cara IRMAM untuk mengajak remaja disekitar masjid untuk ikut dalam usaha membesarkan nama Masjid Al-Muhajirin yang dahulunya hanyalah Mushala dan baru menjadi masjid 1 tahun ini.
Peneliti juga ingin memperoleh data bagaimana IRMAM bisa melakukan pola rekrutmen kepada remaja-remaja yang berada di Semanggi 2, karena kita bisa membuat hipotesa bahwa remaja yang tinggal di daerah perkomplekan elit dan menganut paham modern akan sulit untuk diajak berinteraksi secara interpersonal karena mereka akan membatasi diri dari kegiatan-kegiatan yang bersifat kolot. Sehingga pola pendekatan yang seperti apa yang dapat merubah pandangan remaja seperti itu untuk dapat bergabung dan ikut serta membesarkan nama Masjid Al-Muhajirin.
c. Kasus yang diteliti
Permasalahan yang akan diteliti dalam pengamatan kali ini meliputi :
1. Bagaimana cara remaja Masjid IRMAM menanggulangi permasalahan komunikasi antar sesama anggota?
2. Bagaimana pula pola rekrutmen yang dilakukan remaja Masjid IRMAM kepada remaja-remaja yang berdomisili disekitar kawasan Masjid Al-Muhajirin?
II. Teori Etika
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu sistem yang mengatur tentang tata cara manusia bergaul. Tata cara pergaulan bertujuan untuk menjaga kepentingan komunikator dengan komunikan agar merasa senang, tentram, terlindungi tanpa ada pihak yang dirugikan kepentingannya dan perbuaan yang dilakukan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku serta tidak bertentangan dengan hak asasi manusia secara umum.
Tata cara pergaulan atau adat manusia dalam bermasyarakat dan menentukan nilai baik dan nilai tidak baik, dinamakan etika. Secara bahasa etika berasal dari kata bahasa yunani yaitu ethos, yang berarti adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Menurut istilah etika adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Sedangkan menurut Cragan & Shields (1998) mengungkapkan bahwa teori komunikasi merupakan hubungan antara konsep teoritikal yang membantu memberi, secara keseluruhan ataupun sebagiannya, keterangan, penjelasan, penerangan, penilaian ataupun ramalan tindakan manusia berdasarkan komunikator berkomunikasi untuk jangka masa tertentu melalu media.
Jadi dapat disimpulkan bahwa etika komunikasi adalah norma, nilai, atau ukuran tingkah laku baik dalam kegiatan komunikasi disuatu masyarakat.
Dalam pengaplikasian dari teori etika komunikasi harus diiringi oleh beberapa faktor dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari :
1. Jujur tidak berbohong
2. Bersikap dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan / sebutan nama orang yang baik
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkahlaku yang baik
III. Metodelogi
Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan model pendekatan kualitatif karena menurut Bogdan dan taylor (1975:5) Mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pada penelitian ini subjek penelitiannya adalah organisasi Ikatan Remaja Masjid Al-Muhajirin (IRMAM), sedangkan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah pola komunikasi anggota IRMAM. Maksudnya adalah perubahan antara kualitas komunikasi anggota IRMAM baik sebelum dan sesudah diberlakukannya program oleh pengurus inti IRMAM.
IV. Analisis
Menurut data yang didapat dari Iqbal Khairusani selaku wakil ketua dari IRMAM, selain program mengajar ngaji ade-ade yang berada di sekitar masjid Al-Muhajirin setiap harinya senin - jum'at, IRMAM juga mengadakan program tahunan atau bulanan untuk menjaga komunikasi antar sesama anggota dan warga seperti : Buka bersama di bulan puasa, nonton bareng film bertema islam, ngaji bersama, dll.
Di buka bersama itu biasanya IRMAM buka puasa bersama anak yatim yang melibatkan seluruh anggota IRMAM., inilah upaya yang dilakukan oleh pengurus inti untuk dapat melakukan pendekatan kepada remaja disekitar lingkungan Masjid dan dinilai berhasil.
Dan di nonton bareng itu biasanya IRMAM memutarkan film-film yang bertemakan islam yang diadakan setiap bulan sekali di lapang dekat masjid, selain pendekatan antar anggota pendekatan kepada warga sekitar masjid Al-Muhajirin.
Ngaji bersama diadakan setiap seminggu sekali dan di adakan pada malam jum'at, yang di hadiri anggota IRMAM, tokoh masyarakat setempat dan warga yang mau ikut serta dalam pengajian tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa program yang dijalankan oleh pengurus inti dari organisasi remaja masjid IRMAM terbilang berhasil untuk merekrut dan menjaga komunikasi antar anggota sehingga harmonisasi yang terjadi didalam pengurus menghasilkan kerja sama yang baik untuk kedepannya.
SUMBER
Moleong. Lexy J. Metode penelitian kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2001
Sugiyono. Metode penelitian kuantatif, kalitatif dan R&D. Bandung : Afabeta. 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar