Senin, 13 Oktober 2014

Labib Faishal Ariq _ PMIV _ Proposal Penelitian

Proposal Penelitian Demografi dan Kesehatan Lingkungan
" Pengaruh Fertilitas Terhadap Tingkat Pengangguran"
A. Latar Belakang
 
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk pada khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara maupun dunia.
Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak dibarengi dengan tersedianya lapangan kerja yang memadai, mengakibatkan jumlah pengangguran semakin banyak. Bukan hanya itu tapi terkadang juga spesifikasi pendidikan terakhir dari penduduk di Indonesia yang tidak memenuhi syarat lapangan kerja yang tersedia.
Dari perspektif ekonomi, para pengangguran ini akan menjadi beban ekonomi keluarga, masyarakat bahkan bangsa ini. Mereka bahkan dapat menjadi pemicu lahirnya kemiskinan model baru; mereka miskin bukan karena tidak tahu apa-apa, melainkan akibat sulitnya mengakses lapangan kerja.
Kelahiran ( fertilitas ) bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas).
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
·         Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
·         Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
·         Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
·         Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
·         Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
·         Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
·         Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
·         Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
·         Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
·         Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain :
1.      Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak.
 
2.      Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
 
 
3.      Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran
 
B. TEORI
Dalam kasus ini saya mengambil teori dari Philip Hauser yang menganggap kemiskinan tercipta dari tidak optimalnya tenaga kerja dalam bekerja dikarenakan adanya ketidakcocokan antara pendidikan dan pekerjaan yang ditekuni. Hal ini disebabkan oleh tingginya jumlah penduduk yang masuk ke pasar kerja sehingga memaksa pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan secepat-cepatnya walaupun tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya akibat ketatnya persaingan dalam mencari kerja.

 
C. METODE PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian ilmiah agar penelitian tersebut dapat terarah serta mencapai hasil yang optimal. Maka harus didukung dengan pemilihan metode yang tepat, metode ini yang akan menjadi teropong setiap persoalan yang sedang dibahas sehingga terwujud suatu karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa metode sebagai bahan acuan, diantaranya sebagai berikut :
 
1. Pengumpulan data
sebagai penelitian kepustakaan (Library Research), yakni dengan mengumpulkan bahan-bahan dari buku-buku, majalah, jurnal dan bahan-bahan yang dianggap mempunyai keterkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas.
 
2. Sumber Data
Sumber data ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi pandangan agama Islam terhadap Keluarga Berencana, Keluarga Berencana ditinjau dari sudut agama Katholik, Keluarga Berencana ditinjau dari segi agama-agama besar di dunia. Adapun data sekunder sebagai data penunjang berupa buku-buku atau sumber-sumber tulisan lain yang
diperoleh melalui segala kepustakaan di luar data primer yang disebut di atas.
 
3. Analisa Data
a)      Analisis komparasi, di dalam analisis komparasi ini kita dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang ide-ide maupun yang lain tetapi kita juga bisa membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang dengan melihat penyebab-penyebabnya.
b)      Konten analisis yaitu analisis isi berdasarkan fakta dan data-data yang menjadi isu atau materi suatu buku atau kitab. Dalam kontek ini penulis mengumpulkan data-data dari ajaran Islam dan Kristen Katholik, kemudian penulis analisa secara objektif kedua ajaran tersebut.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini