Senin, 13 Oktober 2014

UTS SUKMANA GALIH MAULANA KPI 5C

Nama              : Sukmana Galih Maulana
NIM                : 1112051000088
Prodi/Kelas     : KPI 5C
BAB I
I. Latar Belakang
a. Persoalan Etika yang Dikaji
            Pembinaan remaja dalam Islam bertujuan agar remaja tersebut menjadi anak yang shalih; yaitu anak yang baik, beriman, berilmu, berketerampilan dan berakhlak mulia. Anak yang shalih adalah dambaan setiap orangtua muslim yang taat. Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
 
Apabila anak Adam mati, maka semua amalnya terputus, kecuali tiga: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih yang mendoakannya. (HR. Muslim).
 
            Untuk membina remaja bisa dilakukan dengan berbagai cara dan sarana, salah satunya melalui Remaja Masjid. Yaitu suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim yang menggunakan Masjid sebagai pusat aktivitas. Remaja Masjid merupakan salah satu alternatif pembinaan remaja yang terbaik. Melalui organisasi ini, mereka memperoleh lingkungan yang islami serta dapat mengembangkan kreatitivitas.
 
            Remaja Masjid merupakan anak organisasi (underbouw) Ta'mir Masjid, karena itu, dalam aktivitasnya perlu menyelaraskan dengan aktivitas Ta'mir Masjid, sehingga terjadi sinergi yang saling menguatkan. Meskipun demikian, Remaja Masjid adalah organisasi otonom yang relatif independen dalam membina anggotanya. Remaja Masjid dapat menyusun program, menentukan bagan dan struktur organisasi serta memilih pengurusnya sendiri. Karena itu, para aktivisnya memiliki kesempatan untuk berkreasi, mengembangkan potensi dan kemampuannya serta beraktivitas secara mandiri.
 
b. Alasan filosofis dan Praktis
            Alasan filosofis berdirinya IRMAS di Perum Griya Sarana BSD Menurut ketua IRMAS setempat bahwa masih kurangnya kesadaran para pemuda dalam mensukseskan atau meramaikan kegiatan – kegiatan rohani. Kegiatan IRMAS Griya Sarana BSD diantaranya ialah:
1. Berpartisipasi dalam memakmurkan Masjid.
2. Melakukan pembinaan remaja muslim.
3. Menyelenggarakan proses kaderisasi umat.
4. Memberi dukungan pada penyelenggaraan aktivitas Ta'mir Masjid.
5. Melaksanakan aktivitas da'wah dan sosial.
 
            Sedangkan alasan praktisnya dalam kegiatan IRMAS Griya Sarana BSD sebenarnya masih cukup jauh dari apa yang seharusnya di kerjakan oleh kegiatan IRMAS tersebut. Masih banyak anggotanya yang berbicara atau bertingkah laku yang tidak sopan dan tidak ikut serta jika ada kegiatan dimasjid contohnya kegiatan mengaji di masjid setiap malam jumat, para anggotanya baru berkumpul jika hanya ada acara makan – makan saja.
c. Kasus yang diteliti
            Sebagai generasi muda muslim pewaris Masjid, aktivis Remaja Masjid seharusnya mencerminkan muslim yang memiliki keterikatan dengan tempat beribadah umat Islam tersebut. Sikap dan perilakunya islami, sopan-santun dan menunjukkan budi pekerti yang mulia (akhlaqul karimah).
            Tetapi nyatanya para anggota yang terlibat didalam IRMAS Griya Sarana BSD masih banyak yang berbicara kurang sopan, jarang ikut solat berjamaah di masjid, dan tidak turut serta mensukseskan suatu kegiatan rohani dimasjid atau rumah warga sekitar.
 
BAB II
II. Teori Etika
            Permasalahan etika diatas berkaitan dengan teori Egoisme. Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme, yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri. Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri. Yang membedakan tindakan berkutat diri (egoisme psikologis) dengan tindakan untuk kepentingan diri (egoisme etis) adalah pada akibatnya terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan mementingkan diri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain. Dan juga masuk ke etika deontology  mengapa demikian? Sebab, etika kewajiban melahirkan suatu konsep yang sangat sentral pada etika modern, yakni konsep otonomi moral.
            Permasalahan di IRMAS Griya Sarana BSD ini sangat berkaitan dengan hubungan dengan teori Egoisme yang dimana setiap anggota lebih mementingkan urusannya sendiri – sendiri misalkan lebih mementingkan urusan kuliahnya dibandingkan turut serta mensukseskan acara kegiatan rohani yang telah dijadwalkan oleh IRMAS tersebut. Dan juga masuk ke etika deontology yang dimana para anggota IRMAS paling banyak berkumpul jika ada kegiatan makan – makan atau pergi berwisata dalam acara merekatkan hubungan tali ukhuwah islamiyah saja.
 
BAB III
III. Metodologi
              Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang merupakan penggambaran, pemahaman, interpretasi,  penafsiran, pengembangan,  dan eksplorasi terhadap suatu masalah penelitian. Dalam pendekatan metode ini bentuk penjelasan tentang fenomena yang dibahas, yang bertujuan untuk memahami makna sehingga menghasilkan daya deskriptif yang mampu menggambarkan secara luas tentang prosedur etika pada lembaga/institusi komunikasi yang pada penilitian kali ini mengangkat permasalah etika yang ada di IRMAS Griya Sarana BSD.
1.      Subjek dan Objek Penelitian
-      Subjek Penelitian
Subjek penelitianya adalah  IRMAS Perum Griya Sarana BSD
-          Objek Penelitian
Objek penelitianya adalah  mengapa setiap anggota IRMAS masih banyak yang kurang berpatisipasi dalam meramaikan atau mensukseskan kegiatan rohani di perumahan setempat.
 
2.      Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian kualitatif dikenal dengan istilah populasi dan sample. Istilah yang digunakan adalah setting atau tempat penelitian. Tempat penelitianya adalah di sekretariat IRMAS Griya Sarana BSD Tangerang, waktu penelitian dilakukan  pada tanggal 7 – 10 oktober 2014.
  
3.      Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
-          Wawancara
Wawancara langsung dengan ketua IRMAS Griya Sarana BSD
-           Observasi
Observasi pada kegiatan IRMAS Griya Sarana BSD, pada malam jumat 9 oktober 2014.
 
 
SUMBER / DAFTAR PUSTAKA
Wawancara dengan Muhammad Ridwan Kustiyadi Ketua IRMAS Griya Sarana BSD
Etika, Rosmaria Sjafariah Widjajanti, Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2008
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini