Senin, 13 Oktober 2014

TUGAS UTS NIRMA SUGIARTI KPI 5 D

Nama   : Nirma Sugiarti                                   Kelas   : KPI 5 D
Nim     : 1112051000136                                Tugas   : UTS
 
TUJUAN DIDIRIKANNYA MAJLIS RASULULLAH
A.    Latar Belakang
Pandangan masyarakat mengenai organisasi-organisasi masyarakat (ormas) yang berorientasikan agama Islam selalu dipandang sebagai aliran-aliran yang membawa  sesat atau aliran menyimpang. Padahal sebenarnya hal itu hanya sebuah pandangan orang awan yang tidak tahu latar belakang dari sebuah ormas. Masyarakat cenderung mudah menangkap isu-isu hara dari ormas yang semakin marak bermunculan di Indonesia. Padahal tidak semua ormas yang berorientasikan Islam itu membawa kesesatan. Salah satu ormas Islam di Indonesia ialah Majelis Rasulullah.
Majelis Rasulullah didirikan oleh Habib Munzir al-Musawa pada tahun 1998. Beliau memulai misi dakwahnya dengan mengajak orang bertaubat dan mencintai Nabi SAW yang dengan itu umat akan mencintai Sunnahnya dan menjadikan Rasul sebagai idola.
Awalnya, Habib Munzir membuka pengajian pada malam selasa dari rumah ke rumah, mengajarkan Fiqh dasar, namun tampak ummat kurang bersemangat menerima bimbingannya, dan Habib Munzir terus mencari cara agar masyarakat ini lebih cinta pada kedamaian, meninggalkan kemungkaran dan mencintai sunnah sang Nabi saw, maka Habib Munzir merubah penyampaiannya, ia tidak lagi membahas permasalahan Fiqih dan kerumitannya, melainkan mewarnai bimbingannya dengan nasehat-nasehat mulia dari Hadits-hadits Rasul saw dan ayat Alqur'an dengan Amr Ma'ruf Nahi Munkar, dan lalu beliau memperlengkap penyampaiannya dengan bahasa Sastra yang dipadu dengan kelembutan ilahi dan tafakkur penciptaan alam semesta, yang kesemuanya di arahkan agar masyarakat menjadikan Rasul saw sebagai idola, maka pengunjung semakin padat hingga ia memindahkan Majelis dari Musholla ke musholla, lalu Musholla pun tak mampu menampung hadirin yang semakin padat, maka Habib Munzir memindahkan Majelisnya dari Masjid ke Masjid secara bergantian.
Mulailah timbul permintaan agar Majelis ini diberi nama, Habib Munzir dengan polos menjawab, "Majelis Rasulullah?", karena memang tak ada yang dibicarakan selain ajaran Rasul saw dan membimbing mereka untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan pada dasarnya semua Majelis taklim adalah Majelis Rasulullah saw. hanya saja yang membedakan adalah di Majlis Rasulullah ini yang di bahas semuanya mengenai Nabi Muhammad SAW.
Perkembangan Majelis rasulullah semakin luas, habib Munzir akhirnya memusatkan majelis malam selasa ini di Masjis raya al_Munawar, Pancoran Jakarta Selatan. Kini majelis Rasulullah mulai menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, negara Singapura dan juga Malaysia.
 
Alasan filosofis
Ada dua alasan mengapa majelis ini melakukan konvoi, pertama, memudahkan jemaah Majelis Rasulullah, maksudnya dengan pergi bersama-sama ketempat tujuan pengajian akan memudahkan para jamaah yang tidak tahu arah menuju tempat tersebut. Yang kedua, indah. Maksudnya dengan pergi bersama-sama menuju tempat tujuan pengajian majelis ini antarsesama jamaah dapat mempererat tali silaturahmi dan rasa kekeluargaan sesama jamaah.
Kegiatan umum Majelis Rasulullah meliputi; pembacaan riwayat nabi, ceramah, pembacaan doa dan dzikir. Sangat jelas majelis ini tidak memiliki penyimpangan ataupun menimbulkan keresahan bagi masyarakat.
Dari ormas ini, menggambarkan bahwa tidak semua ormas membawa persimpangan-persimpangan ajaran agama yang meresahkan masyarakat. Sudah amat jelas tujuan didirikannya ormas ini ialah untuk menumbuhkan rasa cinta ummat Islam terhadap Nabi Muhammad SAW, dan menjadikan Rasulullah sebagai idola.
 
Alasan praktis
Ada beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa majelis Rasulullah adalah sumber kemacetan ketika majelis ini melakukan konvoi untuk menghadiri pengajian di suatu tempat tertentu. Hal itu melekat di benak masyarakat bahwa majlis ini bersikap seenaknya dijalanan. Masyarakat tidak mengerti apa tujuan majelis Rasulullah ini melakukan konvoi setiap ba'da isya pada malam minngu sehingga diidentikkan sebagai sumber kemacetan.
 Majelis Rasulullah pasti mempunyai pandangan mengenai etika tersendiri, seperti anjuran menggunakan peci berwarna putih sebagai cirri khas dari ormas ini, tidak boleh membuat kegaduhan saat pengajian berlangsung, dan yang terakhir yang sesuai dengan kasus ini yakni keharusan memakai helm saat konvoi, mematuhi rambu lalu-lintas dan mengikuti aturan crew yang bertugas.
Habib Munzir pernah membuat pengakuan tidak langsung mengenai jamaahnya yang kadang ugal-ugalan dijalan, Munzir meminta maaf jika ada jamaah majelisnya yang melanggar rambu lalu-lintas. Menurut Arif Syahrizal, salah satu jamaah majelis Rasulullah memberikan sanggahan mengenai citra pembuat macet pada majelis Rasulullah, ia menjelaskan bahwa pada dasarnya Jakarta memang biang kemacetan terlebih lagi saat malam minggu, jelas bukan hanya karena konvoi yang dilakukan majelis Rasulullah tetapi karena banyak orang yang menghabiskan malam akhir pekannya diluar rumah.
 
B.     Teori Etika
Eudemonisme mengajarkan bahwa segala tindakan manusia ada tujuannya. Ada tujuan yang dicari demi suatu tujuan selanjutnya dan ada tujuan yang dicari demi dirinya sendiri.[1] Majelis Rasulullah didirikan atas tujuan untuk mengajak orang bertaubat dan mencintai Nabi SAW yang dengan itu umat akan mencintai Sunnahnya dan menjadikan Rasul sebagai idola.
Kemudian melakukan konvoi bukan tanpa alasan atau hanya ingin arak-arakan memenuhi jalan dengan mengibarkan bendera majelisnya tetapi konvoi tersebut dilakukan dengan tujua mengikuti pengajian di suatu tempat tertentu secara berkonvoi agar mempermudah menuju tempat pengajian itu. Setiap hal yang dilakukan pasti memiliki tujuan, sama hal nya dengan semua kegiatan yang dilakukan ormas ini, pasti ada tujuan awal dan tujuan akhir yang hendak dicapai oleh ormas itu sendiri maupun jamaahnya.
 
C.    Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang datanya tidak menggunakan statistik, umumnya dalam bentuk narasi atau gambar-gambar.[2] Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, Jalaluddin Rakhmat mendefinisikan metode deskriptif sebagai metode yang hanya memaparkan situasi dan peristiwa.[3] Penelitian ini mendeskripsikan apa tujuan didirikannya ormas ini dan mendeskripsikan apa makna dari kegiatan-kegiatan yang dilakukannya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


[1] Prof. Dr. Juhaya S. Praja, Aliran-Aliran Filsafat dan Etika, (Kencana: Jakarta, 2003), Ed. 1, cet.4, hal. 64
[2] Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: CV Teruna Grafica, 2005), cet. Ke-3, h. 16
[3] Jalaluddin Rakhmat, Metode penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 24-25.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini