Senin, 13 Oktober 2014

UTS_Etika filsafat Komunikasi_Fathimah Azzahra_1112051000125_KPI 5D

Nama : Fathimah Azzahra

NIM : 1112051000125

KPI 5 D

 

Etika Guru dan Karyawan Sekolah terhadap Larangan Merokok di Sekolah


Latar Belakang

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Pengertian ini muncul mengingat etika berasal dari bahasa Yunani kuno "ethos" (jamak: ta etha), yang berarti adat kebiasaan, cara berpikir, akhlak, sikap, watak, cara bertindak. Kemudian diturunkan kata ethics (Inggris), etika (indonesia). Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988, menjelaskan etika dengan membedakan tiga arti, yakni: Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, kumpulan azas atau nilai, dan nilai mengenai benar dan salah. Menurut K. Bertens etika adalah nilai-nilai dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.  Nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku itu bisa berupa peraturan secara tertulis maupun tidak tertulis. Menurut kamus besar bahasa Indonesia peraturan adalah ketentuan yang mengikat warga kelompok masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan kendalikan tingkah laku yang sesuai dan diterima: setiap warga masyarakat harus menaati aturan yang berlaku; atau ukuran, kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai atau membandingkan sesuatu. Sepertinya yang dijelaskan diatas bahwasannya etika adalah nilai mengenai benar dan salah, dan seseorang bisa dinilai bener atau salah bisa dilihat bagaimana dia menaati suatu aturan tertulis dan tidak yang tertulis tersebut.

Etika dalam peraturan tidak tertulis bisa berupa aturan yang dibuat dari adat kebiasaan atau peraturan yang dibuat secara lisan, seperti bagaimana etika seorang anak yang bisa dikatakan baik yaitu mengikuti semua aturan atau yang dikatakan orangtuanya. Begitupun dengan etika dalam suatu peraturan tertulis yaitu seseorang yang mengikuti nilai dan norma yang berlaku secara tertulis dalam suatu undang-undang maupun tata tertib.

Salah satu peraturan tertulis bisa berupa tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah berarti tatanan atau petunjuk atau kaidah atau ketentuan untuk mengatur segala sesuatu yang berada di dalam sekolah maupun lingkungan sekolah. Tata tertib sekolah disusun secara operasional guna mengatur tingkah laku dan sikap hidup siswa, guru dan karyawan sekolah. Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan atau aturan yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah akan dapat berjalan dengan baik jika Guru, aparat sekolah dan siswa telah saling mendukung terhadap tata tertib sekolah itu sendiri.

Salah satu dari tata tertib sekolah yang dibuat pada umumnya yaitu dilarangnya merokok, disini para siswa siswi dilarang menghisap rokok di sekolah maupun lingkungan sekolah, bagi siswa atau siswi yang melanggar aturan ini akan dikenakan hukuman atau sanksi. Namun pada praktiknya banyak siswa yang melanggar aturan ini, bahkan guru yang sebagai acuan atau panutan siswa atau siswi nya juga masih ada yang terlihat menghisap rokok tersebut dan dibiarkan begitu saja. Padahal peraturan yang dibuat oleh sekolah seharusnya ditaati oleh semua warga sekolah tidak terkecuali oleh guru itu sendiri.

Pada dasarnya peraturan sekolah dibuat kebanyakan untuk para siswa atau siswi, akan tetapi aturan tersebut juga harus dilaksanakan oleh guru maupun karyawan sekolah. Karena peraturan tersebut dibuat agar terciptanya etika yang baik pada sekolah tersebut. Walaupun secara objektifnya guru yang merokok tidak diberikan hukuman atau sanksi seperti siswa yang melanggar aturan tersebut, akan tetapi secara filosofis guru juga merupakan warga sekolah dan peraturan dibuat untuk seluruh warga sekolah

Pada penelitian ini, penulis akan meneliti bagaimana sikap etika guru atau karyawan sekolah terhadap peraturan larangan merokok. Karena pada kasusnya masih banyak guru dan karyawan sekolah yang merokok di lingkungan sekolah, seperti ketika jamnya istirahat di ruang guru masih terlihat guru yang mengobrol sesama guru sambil menikmati segelas kopi dan menghisap rokok, tidak hanya guru saja yang terlihat masih merokok tetapi beberapa karyawan sekolah masih melanggar aturan tersebut, seperti satpam sekolah, karyawan TU maupun penjaga koperasi sekolah. Karena masih banyak para guru dan karyawan sekolah yang menganggap peraturan sekolah dibuat hanya untuk para siswa atau siswinya. Padahal jika etika guru dan karyawan sekolah seperti ini, siswa akan berfikir guru dan karyawan sekolah saja diperbolehkan merokok maka dia akan melihat merokok itu dibenarkan atau sah-sah saja dan mereka akan mengikuti etika tersebut. Dan merokok itu sendiri adalah suatu tindakan etika yang tidak baik dari segi kesehatan karena dapat merusak organ tubuh manusia dan membahayakan tubuh.

 

Tinjauan Teori

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Rachels (2004), ia memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme. Pertama, egoisme psikologis, adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri  (self servis). Menurut teori ini, orang bolah saja yakin ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka berkorban, namun semua tindakan yang terkesan luhur dan/ atau tindakan yang suka berkorban tersebut hanyalah sebuah ilusi. Pada kenyataannya, setiap orang hanya peduli pada dirinya sendiri. Menurut teori ini, tidak ada tindakan yang sesungguhnya bersifat altruisme, yaitu suatu tindakan yang peduli pada orang lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan dirinya. Kedua, egoisme etis, adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-interest). Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan mementingkan diri sendiri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.

Berikut adalah pokok-pokok pandangan egoisme etis:


a.
Egoisme etis tidak mengatakan bahwa orang harus membela kepentingannya sendiri maupun kepentingan orang lain.

b. 
Egoisme etis hanya berkeyakinan bahwa satu-satunya tugas adalah kepentingan diri.

c.  
Meski egois etis berkeyakinan bahwa satu-satunya tugas adalah membela kepentingan diri,tetapi egoisme etis juga tidak mengatakan bahwa anda harus menghindari tindakan menolong orang lain

d.
Menurut paham egoisme etis, tindakan menolong orang lain dianggap sebagai tindakan untuk menolong diri sendiri karena mungkin saja kepentingan orang lain tersebut bertautan dengan kepentingan diri sehingga dalam menolong orang lain sebenarnya juga dalam rangka memenuhi kepentingan diri.

e. 
Inti dari paham egoisme etis adalah apabila ada tindakan yang menguntungkan orang lain, maka keuntungan bagi orang lain ini bukanlah alasan yang membuat tindakan itu benar. Yang membuat tindakan itu benar adalah kenyataan bahwa tindakan itu menguntungkan diri sendiri.

Alasan yang mendukung teori egoisme:


a.
Argumen bahwa altruisme adalah tindakan menghancurkan diri sendiri. Tindakan peduli terhadap orang lain merupakan gangguan ofensif bagi kepentingan sendiri. Cinta kasih kepada orang lain juga akan merendahkan martabat dan kehormatan orang tersebut.

b.
Pandangan terhadap kepentingan diri adalah pandangan yang paling sesuai dengan moralitas akal sehat. Pada akhirnya semua tindakan dapat dijelaskan dari prinsip fundamental kepentingan diri.

Alasan yang menentang teori egoisme etis:


a. 
Egoisme etis tidak mampu memecahkan konflik-konflik kepentingan. Kita memerlukan aturan moral karena dalam kenyataannya sering kali dijumpai kepentingan-kepentingan yang bertabrakan

b.
Egoisme etis bersifat sewenang-wenang. Egoisme etis dapat dijadikan sebagai pembenaran atas timbulnya rasisme.

Pada kasus ini, guru dan karyawan sekolah yang masih merokok padahal terdapat peraturan larangan merokok pada sekolah tersebut dapat dimasukan kedalam teori etika egoisme. Dimana guru dan karayawan sekolah merasa peraturan sekolah bukanlah kepentingan yang harus dikerjakan atau dilakukannya, karena menurut beberapa guru yang merokok dan beberapa pekerja yang ada di salah satu sekolah jurusan di daerah pondok aren yaitu SMK Yadika 5, peraturan larangan merokok hanya dibuat untuk para siswanya karena menurut mereka tugas mereka hanya mengingatkan dan menghukum siswa yang melanggar aturan tersebut, selain itu merokok juga memenuhi kepentingan pribadinya, ada yang merokok karena kecanduan atau tidak bisa sehari aja tidak merokok, adapun yang untuk menghangatkan tubuh, adapun yang untuk menghilangkan rasa lelahnya. Dari tujuan tersebut terlihat mereka hanya melakukan sesuatu berdasarkan kepentingan diri sendiri, tidak melihat dari dampak dan hasil yang mereka lakukan. Karena walaupun mereka tidak memperlihatkan kepada siswanya atau merokok di depan siswa, mereka tidak memperdulikan kesehatan tubuhnya.

 

Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan penulis dalam penelitian ini yakni menggunakan metode kualitatif dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara umum dan mendetail dari hasil diperoleh setelah melakukan pengamatan langsung dilapangan yang kemudian dianalisis. Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Klick dan Miller bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam pembahasan. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskritif yaitu suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam.

1.     Subjek Dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru dan karyawan sekolah di SMK Yadika 5, sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah etika guru dan karyawan sekolah terhadap peraturan larangan merokok di sekolah

2.     Tempat Dan Waktu Penelitian

Adapun tempat yang dilakukan penelitian adalah sekolah SMK Yadika 5, Pondok Aren. Pada tanggal 10 oktober 2014

3.     Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data untuk penulisan:

a.     Observasi

Observasi adalah berupa kegiatan mengenai yang berhubungan pengawasan, peninjauan, penyelidikan, dan riset. Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam observasi ini adalah yang sifatnya langsung.

b.     Wawancara

Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan 3 orang guru, 2 orang cleaning service dan 2 orang penjaga sekolah SMK Yadika 5

 

Daftar Pustaka

Sutarno, Alfonsus. 2008. Etiket Kiat Serasi Berelasi. Yogyakarta: Kanisius

K. Bertens. 1997. Etika. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini